BELOPA - Puluhan petani dari dua desa, yakni Desa Baramamase dan Desa Kalibamamase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, berusaha mempertahankan lahan sawah yang hendak panen milik mereka. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan berbagai cara menghalau petugas yang mengerahkan alat berat untuk mengosongkan lahan sawah, Kamis (4/5/2017).
Para petani berusaha mempertahankan sawah dengan berdiri membentuk pagar betis dan berbaring di sawah yang ditumbuhi padi siap panen. Bukan hanya bapak-bapak dan ibu-ibu, beberapa anak usia di bawah umur ikut membentuk pagar betir.
Mereka berusaha mempertahankan sawah mereka meski aparat terus mendesak dan mengancam akan menangkap jika terus melanjutkan aksi. Karena tidak mendengarkan instruksi, petugas yang dipimpin Wakapolres Luwu, Kompol Abraham Tahalel, mengambil tindakan tegas dan upaya paksa mengeluarkan warga dari area persawahan yang akan dikosongkan menggunakan eskavator.
Petugas yang terdiri dari Satuan Polres Luwu dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibantu personel TNI mengangkat dan menyeret para petani keluar dari sawah. Para petani ini dimasukkan ke mobil dalmas milik Polres Luwu.
Para petani dan keluarganya pun berteriak dan menagis histeris. Beberapa warga yang hadir menyaksikan upaya pengosongan lahan oleh pihak Universitas Andi Djemma (Unanda), juga terlihat meneteskan air mata.
"Tolong Pak, tunggu sampai kami panen. Berbulan-bulan kami memelihara padi kami ini, tidak lama lagi panen, kami minta kebijakan bapak-bapak," teriak sejumlah ibu-ibu saat digiring ke mobil dalmas.