BIADAB...!! Kepala Anak Dihajar, Dilempar ke Truk, Lalu Dikubur seperti Binatang Sebut Sangat CiNTA ISTRI..

Motif pembunuhan kepada navita
Berita lanjutan
Rabu, 03 Mei 2017 02:04
BIADAB...!! Kepala Anak Dihajar, Dilempar ke Truk, Lalu Dikubur seperti Binatang
Sebut Sangat CiNTA ISTRI..
Tweet
KEJAM: Tersangka Fardi.



PROKAL.CO, BONTANG. Perbuatan Fardi Sali alias Ardi benar-benar biadab. Tanpa rasa iba, pria 30 tahun ini menghajar tubuh mungil Navita. Balita perempuan berusia tiga tahun tersebut, merupakan anak istrinya Reni Candra Anita (20). Ardi dan Reni menikah November 2016 lalu. Navita pun tewas di tangan Ardi. Pemukulan itu dilakukan Ardi di sepanjang perjalanan dari Melak, Kutai Barat (Kubar) menuju Samarinda, Minggu (30/4).
Kapolres Bontang AKBP Andy Ervyn melalui Kasubag Humas Polres Bontang Iptu Suyono, dari keterangan Ardi, Sabtu (29/4) sekira pukul 04.00 Wita, dia bersama istri anaknya (korban) pergi ke Melak untuk mengirim pupuk. Esok harinya (30/4) pada saat hendak pulang ke Bontang, sekitar pukul 19.00 Wita, dikatakan Suyono, Ardi di tengah perjalanan berhenti untuk istirahat.
Pada saat itu saat Ardi istirahat sambil baring-baring. Si anak minta dikasih sayang dan duduk di atas tersangka. “Namun tak beberapa lama korban buang kotoran di perut tersangka," jelas Suyono. Saat itu, Ardi meminta kepada istrinya Reni untuk membersihkan kotoran di perutnya. Namun si istri tidak mau. Reni justru membersihkan kotoran anaknya terlebih dahulu.

Karena kejadian itu, Ardi lantas marah dan berkelahi dengan istrinya. Ardi memukul kepala anaknya hingga tiga kali. Navita langsung pingsan. Melihat Navita pingsan, Ardi berusaha membangunkan dengan cara menyiram air minum dan memberinya minyak kayu putih. Akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi menuju Tenggarong. Dalam perjalanan, Navita kembali buang air dan mengenai celana Ardi.
Hanya karena basah, Ardi kembali marah-marah. Ardi langsung memberhentikan truknya dan memukul Navita. Kemudian turun dari truk sambil membawa Navita itu ke belakang truk. Di situ Navita kembali dipukul. Navita bahkan dilempar ke atas bak truk. Seperti melempar barang melambung ke atas. "Karena pintu bak truk tidak dibuka, sehingga anak ini seperti melambung ke udara dan jatuh di dalam bak truk," jelasnya.

Begitu usai melempar si anak ke dalam bak truk, pelaku lantas naik ke dalam bak truk dan mengambil anak malang tersebut. Anak itu diangkat lagi dan dikasihkan ke pangkuan istrinya dalam kondisi pingsan. Menurut pengakuan Ardi, dalam perjalanan Tenggarong ke Samarinda Navita sudah tidak bernyawa. Pada Senin (1/5) subuh, Ardi dan istrinya tiba di Samarinda. Ardi membeli kain kafan dan cangkul. Lalu langsung melanjutkan perjalanan ke Bontang. Begitu tiba di km 28 Desa Prangat, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar) Navita dibungkus kain kafan dan dikubur di dalam hutan.
Proses penguburan tidak melalui adat yang berlaku dan sesuai ajaran Agama. Karena hanya dibungkus kain kafan dan dipendam di dalam tanah. Galiannya pun tidak dalam. Tanpa proses memandikan jenazah ataupun disolatkan sesuai ajaran Islam. Layaknya menguburkan binatang. Begitu selesai menguburkan, Ardi bersama istrinya lantas melanjutkan pulang ke Bontang.
Sesampainya di Bontang, keduanya lantas beristirahat. Lantas pasangan suami-istri ini bercerita ke tetangga seolah-olah anaknya baru saja menjadi korban tabrak lari. Mereka mengarang bahwa anaknya terserempet motor dan meninggal.
"Tersangka cerita jika anaknya sudah dikubur di Prangat dan tidak sempat dibawa pulang ke tetangganya yang penjual bakso,” kata Suyono. Kemudian penjual bakso cerita ke ketua RT bahwa ada warganya yang meninggal akibat tabrak lari. Kemudian karena disangka tabrak lari, Ketua RT cerita ke Babinkamtibmas setempat.
Demi meluruskan keterangan dan untuk membuat laporan, Ardi dan istrinya di bawa ke Polsek Bontang Selatan. Nah saat diinterogasi inilah, ada perbedaan informasi antara Ardi dan istrinya. Polisi lantas mendesak. Sang istri akhirnya mengaku jika anaknya dibunuh suaminya.
Menurut Suyono, polisi malam itu juga (1/5) sekitar pukul 22.00 Wita langsung menuju TKP tempat Navita dikubur. "Polisi dan inafis memastikan apakah benar anaknya dikubur di Prangat,” tambah Suyono. Dan benar, setelah digali, kondisi fisik Navita penuh lebam. Muka memar, mulut mengeluarkan cairan dan darah. Bahkan, mayat anak malang itu pun masih mengenakan popok. Selanjutnya malam itu juga sekitar pukul 24.00 Wita, jasad balita ini dibawa ke ke RSUD AW Sjahranie untuk dioutopsi.
Karena terjadi di wilayah Kukar, menurut Suyono, penyidikan dilakukan oleh Satreskrim Polres Kukar . Namun untuk sementara, hasil pemeriksaan awal pelaku bisa dikenai pasal 351 penganiayaan. Pelaku diancaman 7 tahun. Bahkan bisa di lapis pasal 338 dengan ancaman 15 tahun dan undang undang perlindungan anak.
Ditemui Sapos di Mapolres Bontang, kemarin siang (2/5), Ardi mengaku jengkel terhadap anak tirinya tersebut. Alasannya, gara-gara anak itu, istrinya jadi suka membangkang perintahnya. "Saya sangat cinta istri. Saya enggak bisa pukul istri. Jadi saya pukul anaknya," ujar Ardi.
Dia juga mengaku selama perjalanan dari Melak ke Samarinda sempat empat kali berhenti dan empat kali meninju, memukul, menendang, melempar anak tirinya. Hingga akhirnya sang anak mengembuskan nafas terakhirnya sebelum sampai ke Samarinda.
Fardi mengaku menyesal melakukan hal tersebut. Bayangan anaknya itu selalu menghantuinya.
"Tadi malam saya dimimpi terus.
Dalam mimpi ia melambaikan tangan sambil berkata: 'da… da… ayah'," ucap Fardi lirih. (soh/nha)

dan